Pukul 5. Langit gelap menggantung sepanjang sore. Ini sudah satu jam sejak waktu pulang dan saya memilih tak bergeming, urung melangkah keluar. Sedikit bergumam, cepat sekali ini sudah penghujung April. Sisa-sisa ingatan perjalanan sepanjang bulan ini akan saya benamkan dalam beberapa paragraf.
Satu Langkah Maju
Pesan baru malam itu cukup melegakan. Setidaknya, secara administratif saya dinyatakan lolos dalam pertaruhan nasib kali ini (lagi). Salah satu perusahaan pemerintah di bidang asuransi, ada sekitar 6 tahap yang harus dilalui. Tidak masalah, bersyukur karena doa saya diijabah.
Terlalu lama diam, saya membutuhkan sebuah perjalanan, bertemu banyak orang, menggerakkan otak untuk berfikir taktis atau sekedar meng-update beberapa hal yang menggantung di pikiran akhir-akhir ini. Sekali lagi. Tiada nikmat yang pantas ku dustakan.
Sempurna, jadwal seleksi tepat di akhir pekan, tanggal 1. Saya tidak perlu repot mengarang alasan untuk ijin pun dengan segepok uang di tangan. hehehe. Berangkatlah saya dengan kereta jadwal tercepat sampai ibukota, Jakarta.
Berbekal bakat SKSD sebelum hari ini, saya tidak perlu khawatir untuk beberapa urusan. Terimakasih teman-teman 🙂 Sebenarnya untuk urusan ini akan lebih mudah saya lakukan sendiri, karena tidak terlalu nyaman merepotkan banyak orang. Tapi untuk ukuran ibu kota, transportasi, penginapan, rasanya bekal saya tidak akan cukup, hehe. Lagipula, atas nama memperpanjang umur, silaturahmi juga perlu tho ?
Urusan pertama selesai ketika pukul 9 malam saya tiba. Teman super baik satu organisasi kampus bela-in jemput lepas dia pulang kerja. Tujuan pertama, kost Cicik. Berbasa-basi sekedarnya, lalu kami memilih istirahat mengingat besok ada 4 tahap sekaligus yang harus diselesaikan.
Esoknya, dengan kecanggihan transportasi online, tak hanya mengantar, Cicik memastikan saya tidak salah gedung, UI Salemba :), kami berpisah di sana.
Cukup lama menunggu, ada sekitar 300 an peserta untuk shift pagi. Untuk sekedar registrasi, tidak cukup hanya 5 menit. Berkenalan dengan beberapa orang baru, ketawa-ketiwi sok akrab, ini adalah beberapa trik untuk saya tetap tenang sebelum akhirnya bertemu lagi dengan soal-soal gambling psikotest. Soal yang tidak satupun tahu benar salahnya jawaban. Hari ini saya harus menyelesaikan beberapa kumpulan soal semacam itu, dan verifikasi beberapa dokumen. Berlaku sistem gugur yang akan diumumkan malam itu juga, dan bagi yang lolos seleksi dilanjutkan esoknya. Ini tidak cukup menyenangkan, rasanya nasib saya hanya ada dua kemungkinan sebelum malam itu, dan selama itu saya harus berpura-pura tenang.
Lepas tes, bahagianyaa, karena teman-teman kuliah saya sudah menunggu, Lia, Indi dan Yona. Mereka berencana mengajak saya keliling dengan bus gratis fenomenal DKI. Baiklah, setidaknya ini bisa mengendurkan urat sisa tes setengah hari ini. Tanpa tujuan, Kalijodo sejauh itu menjadi tujuan terbaik. Sedikit banyak kami bercengkrama tanpa melihat siapa kami sekarang. Mereka masih sama seperti dulu, arek Suroboyo yang nekat, kami membahas satu dua hal dengan bahasa kebanggaan arek Suroboyo, ini cukup menarik perhatian sih 🙂
Singkat cerita, saya lolos. Tahap berikutnya adalah Kemampuan dasar, bahasa inggris dan Wawancara Psikologis. Untuk pengumuman masih agak lama, ini melegakan, hehe.
Tidak seperti hari kemarin, keluar tempat tes lengang sekali. Saya memilih pergi ke kantin bersama teman baru kenal kemarin, ternyata dia teman dekatnya Firman, teman saya jaman reporter. Hahaha dunia sempit amat. Kami berpisah di gedung depan. Dia pulang, dan saya gak tau mesti kemana. Untuk kesekian kali, Gojek saved my life ~
Menghubungi beberapa teman, berkumpul, ngobrol, memesan kereta pulang, jadwal tercepat malam itu juga. Sampai akhirnya kembali ke Stasiun di antar sahabat terbaik saya masa SMA, Agiel.
Kehidupan kembali, perjalanan ini seperti mimpi saja, tiba-tiba saya ada di ruang kerja yang amat nyaman ini ~
Menjalani hari berikutnya, menunggu keputusan atas nasib saya diantara dua kemungkinan….
Langkah Berikutnya
Dua minggu berlalu. PPM. Konsultan rekrutment terbaik itu memberikan pesan singkat. Jadwal seleksi dilaksanakan lusa, di Yogyakarta. Perusahaan pemerintah bidang asuransi (lagi). Ini seleksi yang berbeda. Jack Point! Seleksinya akhir pekan dan Long Weekend ! Rasanya bulan April penuh dengan longweekend. Tanpa pikir panjang, saya memesan travel satu kursi jadwal tercepat.
Seperti biasa, menghubungi beberapa sahabat karib, beberapa urusan selesai. Semoga tidak merepotkan. Yaaa, walaupun pada pulang, wajar sih, ini longweekend. Tapi hati baik tak kemana, mereka meninggalkan tempat tinggal dan kendaraan untuk keperluan saya selama di sana.
Pukul 11 malam tiba, saya langsung membenamkan diri untuk istirahat, sebelum matahari menyapa beberapa jam lagi. Sejenak mempelajari map, dengan sisa ingatan dan pemahaman rute seadanya, saya mulai pergi ke medan perang, Grha Sabha Pramana, UGM.
Kota Gudeg ini selalu istimewa. Tugu, malioboro, dan beberapa sudut kota mengembalikan beberapa kenangan saya akan banyak hal. Lima tahun lalu, seminggu lebih saya disini untuk menemani Lia mendapat sekolah dokternya. Tiga tahun lalu, lima hari lebih saya kesana kemari meliput kontingen ITS yang sedang PIMNAS.
Saya tiba tiga puluh menit sebelum tes dimulai. Whoaaa. Ini lebih puyeng. 5 jam tes non stop. Sepengalaman saya tes, seharusnya ini dijadikan dua sesi. Tapi tidak untuk kali ini, semua tipe soal diujikan tanpa ampun. Bermain dengan kemungkinan juga logika dalam waktu yang amat terbatas. Seharusnya saya sudah terlatih, berkali-kali saya berhadapan dengan soal macam ini.Eentah kenapa saya sedikit tidak konsen.
Sistem gugur (lagi). Pengumuman malam itu paling cepat lepas isya. Keluar ruang tes, saya lumayan bingung harus kemana dengan siapa. Akhirnya saya putuskan pulang, istirahat cukup, jaga-jaga kalau besok tes lagi. Hehehe, Agiel perjalanan ke Jogja malam itu, hendak nostalgia jaman kuliah mungkin. Sebelum malam, dia menawarkan diri menemani saya melihat pengumuman.
Singkat cerita, saya lolos. Besok ada seleksi FGD dan wawancara psikologis. So far, lancar karena tidak perlu se-konsenterasi psikotes awal, yaaa walaupun case ketika FGD susaaaaaah, dan grupnya gak begitu aktif dan efektif, saya rasa sudah memberikan effort terbaik. Urusan hasil urusan Pemilik Semesta. :’)
Setelah tes, saya ada janjian dengan beberapa teman kuliah yang kerja di Jogja. Kami bertemu sampai malam. Membahas beberapa hal yang mendamaikan. Senin. Saya pulang dengan travel paling pagi. Lia (pemilik rumah dan kendaraan) sudah menunggu saya di rumah. Kami harus bertemu malamnya. Melepas rindu, dia merasa bersalah karena tidak bisa menemani, saya hanya terkekeh, membayangkan jika Lia nemenin, justru jadi ribet, hahahha.
Terlepas dari semua kisah perjalanan kali ini, saya semakin optimis bahwa langkah saya semakin dekat dengan tujuan. Beberapa harapan yang menggantung bersama langit kelam diluar gedung kantor ini sedikit ada angin segar. Hmmmm,
Harapan ? Tujuan ?
Entahlah. Satu jam sebelum menulis kisah ini saya dapat pengumuman bahwa tes di Jakarta kemarin tidak lolos, hanya satu tahap lagi padahal. Hmm. Kecewa sih enggak, sedikit lah, tidak ada air mata, perihal ini gak di bawa mati juga ~
Kisah ini bersambung di #evadir April 🙂